Sebagai seorang pakar Sosiologi Agama, penulis buku ini menunjukkan adanya kebenutuan orientasi gerakan sosial politik Islam lewat penyajian data-data sejarah yang cukup lengkap.

Dalam memahami agama, kaum tertindas sesungguhnya tidak memerlukan tafsir baru agama. Namun yang lebih ditunggu oleh mereka adalah kehadiran agama yang mampu memecahkan persoalan kemanusiaan secara obyektif. Karena itu perbincangan teologi dalam buku ini bukan untuk merumuskan sebuah konsep teologi. Namun memahamkan bahwa perbincangan teologi harus sampai pada kenyataan bahwa berbagai permasalahan kemanusiaan harus diatasi oleh mereka yang mengaku ber-Tuhan.

Kesalehan adalah kepedulian atas kemanusiaan dan pembelaan kepada kaum tertindas. Bagi teologi kiri, pembelaan kaum tertindas (buruh, orang miskin dan lemah) adalah tugas suci agama sebagai realisasi misi utama Islam dalam kehidupan sosial. Dan untuk itu penulis buku ini menekankan pentingnya membawa ritus keagamaan menjadi aksi kemanusiaan. Lebih jauh lagi buku ini berusaha mengubah persepsi bahwa membel kaum buruh, orang miskin, mereka yang tertindas dan diperlakukan tidak adil, adalah merupakan ibadah dan amal saleh yang sama pentingnya dengan pergi haji dan puasa. Iman dan ketakwaan seseorang tidak hanya dilihat dari pemenuhan rukun Islam, melainkan juga pemihakan praktis pada kepentingan kaum mustadl'afin.